Page 24 - Kretek Pusaka Nusantara
P. 24
KRETEK Pusaka Nusantara
(masukan) bagi sistem lain. Suatu sistem selain mempunyai fungsi tertentu,
juga bisa mewujudkan subsistem. Sistem sosial yang meliputi seluruh
masyarakat, misalnya, mewujudkan subsistem-subsistem seperti, subsistem
keluarga, pendidikan, ekonomi, politik, pertahanan, dan sebagainya.
Selanjutnya Parson menjelaskan bahwa ada dua orientasi yang
menjadi latar belakang tindakan manusia, yaitu orientasi motivasional dan
orientasi nilai. Orientasi motivasional adalah orientasi yang berkaitan
dengan keiinginan individu untuk memperbesar kepuasan dan mengurangi
kekecewaannya. Sedangkan orientasi nilai adalah orientasi yang berkaitan
dengan standar-standar normatif yang mempengaruhi dan atau
mengendalikan individu dalam mencapai tujuannya dan alat-alat yang
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Kebebasan untuk melakukan
sebuah tindakan tetap ada pada setiap individu yang hidup bermasyarakat,
tetapi kebebasan tersebut dibatasi oleh standar-standar normatif yang berlaku
dalam kehidupan bermasyarakat.
Setiap sistem empiris mencakup keseluruhan, dengan demikian tidak
ada individu ”konkrit yang tidak merupakan sebuah sistem organisme,
sistem kepribadian, anggota dari sistem sosial, dan peserta dalam sistem
kultural”. Keempat sistem ini juga mewujudkan hubungan tertentu satu
sama lain. Sistem yang berada di bawah sistem lain merupakan kondisi,
prasyarat, untuk memungkinkan sistem yang diatasnya terwujud, sehingga
sistem organisma merupakan kondisi bagi pembentukan sistem kepribadian,
sistem kepribadian merupakan kondisi bagi terbentuknya sistem sosial, dan
sistem sosial merupakan kondisi bagi pembentukan sistem budaya.
Sebaliknya sistem yang menempati tempat di atas dalam struktur hubungan
keempat sistem pokok ini merupakan penentu pilihan dari antara berbagai
kemungkinan yang terbuka yang diadakan oleh sistem di bawahnya dan
berfungsi sebagai pengawas. Dengan demikian sistem budaya mengawasi
gerak-gerik sistem sosial, sistem sosial mengawasi gerak gerik sistem
kepribadian, dan sistem kepribadian mengawasi gerak-gerik sistem
organisma. Keempat sistem yang bersangkutan, mewujudkan suatu hirarkhi
sibernetika, hirarkhi pengaturan (Parson, 1971:5).
Hirakhi Sibernetika Pengaturan Kehidupan Sosial berdasarkan
penjelasan Parson tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
15
(masukan) bagi sistem lain. Suatu sistem selain mempunyai fungsi tertentu,
juga bisa mewujudkan subsistem. Sistem sosial yang meliputi seluruh
masyarakat, misalnya, mewujudkan subsistem-subsistem seperti, subsistem
keluarga, pendidikan, ekonomi, politik, pertahanan, dan sebagainya.
Selanjutnya Parson menjelaskan bahwa ada dua orientasi yang
menjadi latar belakang tindakan manusia, yaitu orientasi motivasional dan
orientasi nilai. Orientasi motivasional adalah orientasi yang berkaitan
dengan keiinginan individu untuk memperbesar kepuasan dan mengurangi
kekecewaannya. Sedangkan orientasi nilai adalah orientasi yang berkaitan
dengan standar-standar normatif yang mempengaruhi dan atau
mengendalikan individu dalam mencapai tujuannya dan alat-alat yang
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Kebebasan untuk melakukan
sebuah tindakan tetap ada pada setiap individu yang hidup bermasyarakat,
tetapi kebebasan tersebut dibatasi oleh standar-standar normatif yang berlaku
dalam kehidupan bermasyarakat.
Setiap sistem empiris mencakup keseluruhan, dengan demikian tidak
ada individu ”konkrit yang tidak merupakan sebuah sistem organisme,
sistem kepribadian, anggota dari sistem sosial, dan peserta dalam sistem
kultural”. Keempat sistem ini juga mewujudkan hubungan tertentu satu
sama lain. Sistem yang berada di bawah sistem lain merupakan kondisi,
prasyarat, untuk memungkinkan sistem yang diatasnya terwujud, sehingga
sistem organisma merupakan kondisi bagi pembentukan sistem kepribadian,
sistem kepribadian merupakan kondisi bagi terbentuknya sistem sosial, dan
sistem sosial merupakan kondisi bagi pembentukan sistem budaya.
Sebaliknya sistem yang menempati tempat di atas dalam struktur hubungan
keempat sistem pokok ini merupakan penentu pilihan dari antara berbagai
kemungkinan yang terbuka yang diadakan oleh sistem di bawahnya dan
berfungsi sebagai pengawas. Dengan demikian sistem budaya mengawasi
gerak-gerik sistem sosial, sistem sosial mengawasi gerak gerik sistem
kepribadian, dan sistem kepribadian mengawasi gerak-gerik sistem
organisma. Keempat sistem yang bersangkutan, mewujudkan suatu hirarkhi
sibernetika, hirarkhi pengaturan (Parson, 1971:5).
Hirakhi Sibernetika Pengaturan Kehidupan Sosial berdasarkan
penjelasan Parson tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
15

