Page 28 - Kretek Pusaka Nusantara
P. 28
KRETEK Pusaka Nusantara

makan, minum, seks dan reproduksi, mempertahankan diri, kesehatan dan
sebagainya.

Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya itu, tidak semua
kebutuhan hidup manusia bisa dipenuhi oleh seorang diri, terutama
kebutuhan sosial (social needs). Bahkan kebutuhan yang mendasar dan
sederhana seperti makan, dorongan seksusal harus melibatkan orang lain.
Karena itu pemenuhan kebutuhan hidup yang mendasar (basic needs)
senantiasa membutuhkan kebutuhan sampingan (derived needs) yang
biasanya lebih kompleks, yaitu kebutuhan sosial bagi kelangsungan hidup
(survive) dan perkembangan kehidupan kesatuannya. Kebutuhan sosial
antara lain mencakup kebutuhan untuk hidup bersama secara harmonis,
pembentukan komunitas, kelompok sosial, keteraturan, ketertiban dan
sebagainya.

Reaksi suatu sistem sosial terhadap perubahan-perubahan yang dating
dari luar, apalagi melalui paksaan (melalui undang-undang), tidak selalu
bersifat ajudikatif. Suatu sistem sosial dapat menolak perubahan-perubahan
yang datang dari luar dengan cara mempertahankan status quo atau dengan
cara melakukan perubahan-perubahan secara reaksioner. Hal ini dapat
mengakibatkan bagian-bagian sistem sosial itu menjadi disfungsional yang
selanjutnya menimbulkan ketegangan-ketegangan sosial, bahkan perlawanan
atau pembangkangan.

2.2. Tembakau dan Rokok Kretek Sebagai Warisan Budaya
Bicara tentang merokok, merokok di kalangan orang-orang Eropa pun

pada awalnya juga hanya meniru suku Indian di Amerika yang merokok
menggunakan pipa utuk keperluan ritual, seperti memuja dewa atau roh.
Merokok menggunakan pipa juga dijadikan ritual persahabatan antar pribadi
dan kelompok. Diperkirakan, tradisi mengunyah tembakau dan mengisap
tembakau pipa bagi orang-orang Maya, Aztec, dan Indian, sudah terjadi
sejak 1000 tahun sebelum Masehi.

Di Indonesia, secara kasat mata, aktivitas merokok tampak di mana-
mana. Ada di ruang pribadi maupun ruang public, baik di kota maupun di
pedesaan. Dikonsumsi oleh berbagai strata masyarakat, mulai rakyat hingga
pejabat, tua muda, si kaya dan si miskin, laki-laki dan perempuan, tidak
terkecuali tokoh-tokoh agama dan kepercayaan, seperti di Jawa.

19
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33