Page 117 - Kretek Pusaka Nusantara
P. 117
TEK Pusaka Nusantara
padat modal dan padat tenaga kerja, biaya produksinya sangat besar.
Berbeda dengan menanam tembakau yang hasilnya besar, tetapi total biaya
produksi 500 sampai 750 Rupiah. Misalnya kalau menanam sayur kol, yang
saat ini harganya paling hanya antara kisaran 400 sampai 600 Rupiah
perkilonya, sangat rendah bila dibandingkan dengan harga tembakau,
katakanlah dengan mengunakan harga saat ini yang menurutnya tergolong
jelek dibandingkan tahun-tahun sebeiumnya, yakni hanya Rp 40.000 per
Kg. Masih menurutnya, tanaman tembakau adalah tanaman setelah lahan
ditanami sayuran kol, artinya kalau seandainya tidak punya modal besar dari
lahan yang habis ditanami kol tersebut langsung ditanamkan bibit tembakau
saja hasilnya sudah pasti bagus, karena tembakau sudah bisa hidup hanya
dengan mengambil sisa-sisa nutrisi pupuk kandang, pupuk kimiawi dan
kompos sisa-sisa sampah waktu memanen kol. Kalau lahan setelah ditanami
syuran kol ditanami kol lagi hasilnya tidak bagus, tetapi kalau setelah
ditanami kol ditanami tembakau hasilnya bagus, karena ada tanaman sela
yang tidak sejenis. Selain itu lahan tidak perlu dicangkul lagi kalau mau
ditanami tembakau, karena sudah dicangkul waktu menanam kol, artinya
biaya untuk mencangkul dan tenaga yang digunakan untuk mencangkul tidak
dibutuhkan lagi. Jadi sekali mencangkul bisa untuk menanam dua jenis
tanaman untuk dua masa tanam berturutan. Tri Wendianto sama seperti
Suroso juga mengatakan, bahwa menanam tembakau modalnya sangat kecil,
tetapi hasilnya sangat besar. Sementara itu kalau menanam sayuran butuh
modal yang sangat besar yang harus dipersiapkan sebelum mulai menanam,
dengan hasil yang tidak sebanding pada masa panen nantinya. Alasan
ekonomis menanam tembakau lebih tidak padat modal dan hasil yang lebih
berlipat ganda inilah yang menjadi alasan Suroso dan Wendianto menanam
tembakau, sementara itu menanam sayuran hanya sebagai tambahan
penghasilan pokok menanam tembakau.
Warisan Budaya di Temanggung-Wonosobo
Menurut Muladi, tembakau dan rokok kretek merupakan bagian dari
tradisi masyarakat Temanggung yang masih hidup dan terus berkembang
hingga saat ini. Seperti dikatakan oleh Muladi, di Desa Gunung Gempol
Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung, Propinsi Jawa Tengah,
tembakau dan rokok kretek merupakan tradisi untuk menjaga relasi sosial
108
padat modal dan padat tenaga kerja, biaya produksinya sangat besar.
Berbeda dengan menanam tembakau yang hasilnya besar, tetapi total biaya
produksi 500 sampai 750 Rupiah. Misalnya kalau menanam sayur kol, yang
saat ini harganya paling hanya antara kisaran 400 sampai 600 Rupiah
perkilonya, sangat rendah bila dibandingkan dengan harga tembakau,
katakanlah dengan mengunakan harga saat ini yang menurutnya tergolong
jelek dibandingkan tahun-tahun sebeiumnya, yakni hanya Rp 40.000 per
Kg. Masih menurutnya, tanaman tembakau adalah tanaman setelah lahan
ditanami sayuran kol, artinya kalau seandainya tidak punya modal besar dari
lahan yang habis ditanami kol tersebut langsung ditanamkan bibit tembakau
saja hasilnya sudah pasti bagus, karena tembakau sudah bisa hidup hanya
dengan mengambil sisa-sisa nutrisi pupuk kandang, pupuk kimiawi dan
kompos sisa-sisa sampah waktu memanen kol. Kalau lahan setelah ditanami
syuran kol ditanami kol lagi hasilnya tidak bagus, tetapi kalau setelah
ditanami kol ditanami tembakau hasilnya bagus, karena ada tanaman sela
yang tidak sejenis. Selain itu lahan tidak perlu dicangkul lagi kalau mau
ditanami tembakau, karena sudah dicangkul waktu menanam kol, artinya
biaya untuk mencangkul dan tenaga yang digunakan untuk mencangkul tidak
dibutuhkan lagi. Jadi sekali mencangkul bisa untuk menanam dua jenis
tanaman untuk dua masa tanam berturutan. Tri Wendianto sama seperti
Suroso juga mengatakan, bahwa menanam tembakau modalnya sangat kecil,
tetapi hasilnya sangat besar. Sementara itu kalau menanam sayuran butuh
modal yang sangat besar yang harus dipersiapkan sebelum mulai menanam,
dengan hasil yang tidak sebanding pada masa panen nantinya. Alasan
ekonomis menanam tembakau lebih tidak padat modal dan hasil yang lebih
berlipat ganda inilah yang menjadi alasan Suroso dan Wendianto menanam
tembakau, sementara itu menanam sayuran hanya sebagai tambahan
penghasilan pokok menanam tembakau.
Warisan Budaya di Temanggung-Wonosobo
Menurut Muladi, tembakau dan rokok kretek merupakan bagian dari
tradisi masyarakat Temanggung yang masih hidup dan terus berkembang
hingga saat ini. Seperti dikatakan oleh Muladi, di Desa Gunung Gempol
Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung, Propinsi Jawa Tengah,
tembakau dan rokok kretek merupakan tradisi untuk menjaga relasi sosial
108

