Page 112 - Kretek Pusaka Nusantara
P. 112
KRETEK Pusaka Nusantara
Menurutnya, imbauan di bungkus rokok itu bukanlah larangan. Ia juga
melihat gejala yang aneh pada penayangan adegan merokok di televisi yang
selalu blur. Kebetulan mendiang kakek Pram adalah pedagang tembakau
keliling, maka wajar jika ia sangat menjiwai rokok kretek. Meski demikian,
anak-istrinya tetap mengimbau untuk mengurangi rokok.
Sepengetahuannya, pemerintah belum melakukan pelarangan
merokok, mungkin hanya sebatas imbauan. Rokok tidak mungkin dianggap
sebagaimana narkoba, sehingga tak memerlukan aturan pelarangan. Jika
memang nantinya rokok dilarang, maka hal itu menurut Pram jelas
melanggar hak asasi manusia. Jika rokok dikaitkan dengan kesehatan,
menurutnya mungkin bisa jadi faktor pemicu gangguan kesehatan.
“Kalau kebanyakan merokok kadang-kadang nafas jadi pendek. Dulu
saya suka main bola, tapi merokok, dan nafas menjadi pendek. Rokok
kadang-kadang Sampoerna, rokok kretek Dji Sam Soe, atau rokok apapun.
Karena imbauan anak istri sebungkus isi 16 batang habis selama 3 hari,
secara keuangan tidak jadi beban.”
Ia sangat tidak setuju jika pemerintah benar-benar melarang
masyarakat merokok. Saat ini banyak orang hidup dari industri rokok, mulai
hulu sampai hilir. “Belum lagi pabrik rokok cigaret kretek tangan yang
menyerap tenaga kerja dan sangat padat karya,” tambahnya. Jika merokok
dibatasi di tempat-tempat publik, mungkin harus disediakan smoking room.
Pram berpendapat bahwa merokok adalah hak seseorang, secara citra orang
merokok itu gagah dan gaya.
Sewaktu remaja, ia pernah dilarang merokok. Setelah mulai belajar
mencari uang sendiri, akhirnya orang tuanya membolehkannya merokok.
Jika ditanya soal sikapnya kepada anak-anaknya kelak, Pram akan
memperlakukan sebagaimana ajaran orang tuanya dulu. “Merokok syaratnya
mesti kerja dulu,” jawabnya.
Selama merokok ia merasa kurang nyaman, bahkan batuk-batuk ketika
mencoba merokok merek putihan. Namun jika merokok kretek, gangguan
kesehatan tak pernah ia rasakan. Menurutnya, penyebab batuk bukan hanya
rokok saja. Asap Bajaj, Kopaja, dan Metromini juga bisa menimbulkan
batuk. Ia pun sempat mencoba berhenti merokok selama 3 bulan.
Menurutnya, rasanya sama saja. Ia memilih kembali merokok karena ingin
103
Menurutnya, imbauan di bungkus rokok itu bukanlah larangan. Ia juga
melihat gejala yang aneh pada penayangan adegan merokok di televisi yang
selalu blur. Kebetulan mendiang kakek Pram adalah pedagang tembakau
keliling, maka wajar jika ia sangat menjiwai rokok kretek. Meski demikian,
anak-istrinya tetap mengimbau untuk mengurangi rokok.
Sepengetahuannya, pemerintah belum melakukan pelarangan
merokok, mungkin hanya sebatas imbauan. Rokok tidak mungkin dianggap
sebagaimana narkoba, sehingga tak memerlukan aturan pelarangan. Jika
memang nantinya rokok dilarang, maka hal itu menurut Pram jelas
melanggar hak asasi manusia. Jika rokok dikaitkan dengan kesehatan,
menurutnya mungkin bisa jadi faktor pemicu gangguan kesehatan.
“Kalau kebanyakan merokok kadang-kadang nafas jadi pendek. Dulu
saya suka main bola, tapi merokok, dan nafas menjadi pendek. Rokok
kadang-kadang Sampoerna, rokok kretek Dji Sam Soe, atau rokok apapun.
Karena imbauan anak istri sebungkus isi 16 batang habis selama 3 hari,
secara keuangan tidak jadi beban.”
Ia sangat tidak setuju jika pemerintah benar-benar melarang
masyarakat merokok. Saat ini banyak orang hidup dari industri rokok, mulai
hulu sampai hilir. “Belum lagi pabrik rokok cigaret kretek tangan yang
menyerap tenaga kerja dan sangat padat karya,” tambahnya. Jika merokok
dibatasi di tempat-tempat publik, mungkin harus disediakan smoking room.
Pram berpendapat bahwa merokok adalah hak seseorang, secara citra orang
merokok itu gagah dan gaya.
Sewaktu remaja, ia pernah dilarang merokok. Setelah mulai belajar
mencari uang sendiri, akhirnya orang tuanya membolehkannya merokok.
Jika ditanya soal sikapnya kepada anak-anaknya kelak, Pram akan
memperlakukan sebagaimana ajaran orang tuanya dulu. “Merokok syaratnya
mesti kerja dulu,” jawabnya.
Selama merokok ia merasa kurang nyaman, bahkan batuk-batuk ketika
mencoba merokok merek putihan. Namun jika merokok kretek, gangguan
kesehatan tak pernah ia rasakan. Menurutnya, penyebab batuk bukan hanya
rokok saja. Asap Bajaj, Kopaja, dan Metromini juga bisa menimbulkan
batuk. Ia pun sempat mencoba berhenti merokok selama 3 bulan.
Menurutnya, rasanya sama saja. Ia memilih kembali merokok karena ingin
103

