Page 102 - Kretek Pusaka Nusantara
P. 102
KRETEK Pusaka Nusantara

ribu. Ia kurang jelas penyebab naiknya harga tembakau asli yang biasa ia
jual, bisa jadi masalah cukai, namun ia kurang pasti.

“Sekarang kita jual Rp. 9.000,- sekarang naik, misalnya cukai ganti,
mungkin ikut naik. Tapi misalkan cukai tetap, mungkin kita agak
mengurangi. Biasanya dua-tiga pak, paling kita ngadain satu pak saja.
Harganya nanti pasti naik. Akibatnya, tembakau yang nomor satu sudah
hilang, ganti nomor dua. Kalau ada yang asli kalau ada harganya sampai
Rp. 13.500,- sampai Rp. 15.000,- rasa persis seperti rokok.”

Ditanya soal larangan

merokok, dan pembatasan

merokok di tempat-tempat

tertentu, Koh Edi menyatakan

setuju. Ia juga menjelaskan

jika ada pemeriksaan cukai, ia

tak sembarang memberikan

keterangan sebelum melihat

surat pengambilan barang dari

Koh Edi dan Toko Tembakau Onta yang petugas resmi. Pertanyaan
berdiri sejak 1982, Pasar Kadipaten, demi pertanyaan ia jawab
Majalengka, Jawa Barat sembari melayani para

pelanggan tembakau.

Selanjutnya soal imbauan merokok merugikan kesehatan, menurutnya,

sedari awal merokok sudah ada bacaan semacam itu. Ia pun membenarkan

imbauan itu, mesti faktanya orang tetap saja merokok. Ia setuju jika imbauan

itu sekadar tempelan, sebuah pemberitahuan yang tak mengikat.

Menurutnya, larangan merokok bisa jadi mengganggu penjualan

tembakau di Toko yang ia warisi. Di Pasar Kadipaten, Majalengka,

setidaknya terdapat lima buah toko tembakau selain Tokok Tembakau Onta

miliknya yang berdiri sejak 1982. Larangan merokok jelas membawa

pengaruh pada perolehan keuntungannya sehari-hari.

“Misalnya pesanan partai banyak akan dikurangi, menurun. Misalkan

Tembakau Pelor, beli sampai Rp. 4,8 Juta, nanti misalnya konsumennya

berkurang, mungkin stok dikurangi. Tidak sampai Rp. 4.8 Juta, asal cepat

terjual saja. Masing-masing tidak rata minta barang. Sekarang yang agak

93
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107