Page 103 - Kretek Pusaka Nusantara
P. 103
TEK Pusaka Nusantara

cepat itu Tembakau 74, paling telat 10 hari, bisa habis 15 bal. Tembakau
dari Tanjungsari waktu kena cukai sampai Rp. 250 Juta, bea cukai datang
15 orang melakukan penggerebekan.”

Jika dihadapkan pada pilihan usaha selain berjualan tembakau,
menurutnya, hal tersebut tidak mungkin. Jika sehari-hari penjualan tembakau
ternyata menurun, ia akan menerima kenyataan tersebut sebagai sebuah
resiko usaha. Dalam satu hari, penjualan memang tidak menentu, kadang
beberapa merek tembakau terjual sampai 3 bal per hari. Menurutnya,
kemungkinan sedang ada bandar yang membawa tembakau-tembakau
tersebut ke luar daerah. Misalnya Tembakau merek 74 saat ini sedang laris
manis terjual habis di pasaran.

Masih di sekitar Pasar Kadipaten, Majalengka. Kami berdua kembali
menyusuri jalan raya untuk menemukan agen rokok kretek. Kang Sukara
memberikan masukan, agar wawancara dilakukan ke sebuah toko yang
menjadi langganannya mengambil/membeli rokok untuk stok di warung
kecil miliknya. Tak sulit menemukan toko langganan Kang Sukara, karena
letaknya di pinggir jalan, hanya beberapa meter dari petigaan lampu merah
Pasar Kadipaten.

Nama pemilik toko besar itu adalah Irawan. Ia menjadi pedagang di
Pasar Kadipaten sekitar dua tahun lalu. Alasannya cukup sederhana, ia
merasa tak cukup memiliki keahlian. Meminjam modal dari bank dan
mengelolanya menjadi toko, menurutnya bukan hal yang terlampau sulit.

Lelaki paruh baya itu tak merokok. Pun pula keluarganya. Menurutnya
merokok itu merusak kesehatan. Ia menambahkan jika seorang perokok telah
membuat orang lain non perokok ikut menjadi perokok pasif. Akhirnya ia
setuju jika rokok kretek dihilangkan dari pasaran. Menurutnya, bisnis rokok
di tempatnya modalnya besar, namun untungnya kecil.

“... kalau bisa tidak jualan rokok. Di sini hanya menjadi pelengkap
saja. Misalnya kalau barang lain bisa stock opname, kalau rokok tidak bisa.
Semua barang kecuali rokok bisa ada tempo, bahkan sampai satu bulan.”

Soal larangan merokok, Irawan menilai hal itu sudah sejak lama ada.
Imbauan tentang bahaya rokok telah tertera di masing-masing bungkus
rokok yang ia jual ke toko-toko kecil di seluruh Majalengka. Ia pun setuju
jika pemerintah mengatur tentang pelarangan merokok. Sebagai warga
negara ia pasrah dan menurut pada aturan pemerintah. “Kita mesti tunduk

94
   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108