Page 98 - Kretek Pusaka Nusantara
P. 98
KRETEK Pusaka Nusantara
Saat ditanya alasan menjadi petani tembakau, Pak Suhawi menjawab
mendapatkan keuntungan yang sesuai jika bertani tembakau.
“Alasan melak bako, sesuai dengan keuntungan. Lokasi na teh nteh
aya irigasi, mung ayakna teh ngadamel sumur, di kebon di sawah, ngadamel
sumur di pikulan diseborkan gitu segayung-segayung per pohon. Biasa
nanem bako. Katiga mah, tetiasa nudih tanem deih bako. Nteh aya irigasi,
upami aya irigasi nanem padi, sayur. Padi awis pangawesna, ayana mah
sanaos irigasi pan nyerangna dua kali.”
Lelaki tua itu merokok sudah sejak lama. Selain tembakau Mole, ia
juga mengkonsumsi rokok kretek. Di dalam keluarga, rata-rata semua orang
merokok. Terkait aturan atau larangan merokok di tempat umum, ia sekadar
tahu jika tak boleh merokok saat berada di POM bensin. Ia pun setuju
dengan adanya larangan semacam itu. Sampai saat ini ia belum pernah
dilarang merokok. Istrinya pun tak pernah melarangnya.
Menurutnya larangan merokok pemerintah mungkin sudah benar,
berupaya meningkatkan kesehatan. Tapi ia keberatan jika petani tak lagi
menanam tembakau, khususnya di Jembarwangi. Saat ini di Jembarwangi,
tanaman tembakau menjadi tanaman utama, dan padi menjadi tanaman
nomor dua. Selama merokok Pak
Suhawi tak pernah mengalami
gangguan kesehatan. Kalaupun
ada, pasti bukan karena rokok.
Dalam sehari ia bisa
menghabiskan sebungkus rokok
kretek. Namun hal itu tak
mengganggu keuangannya.
Beralih ke rekannya, Pak
Wawan. Ia menjadi petani
Berbincang bersama petani tembakau tembakau sejak 1983. Karena
Desa Jembarwangi, Kec. Tomo. Pak telah menikah, Pak Wawan
Suhawi (memakai topi), Pak Wawan (baju merasa berkewajiban untuk
memberi nafkah keluarga.
merah).
Penghasilan yang ia anggap sesuai adalah menjadi petani tembakau. Meski
hanya bisa menanam tembakau di musim kemarau, ia tak merasa merugi
karena tembakau termasuk tanaman yang kuat.
89
Saat ditanya alasan menjadi petani tembakau, Pak Suhawi menjawab
mendapatkan keuntungan yang sesuai jika bertani tembakau.
“Alasan melak bako, sesuai dengan keuntungan. Lokasi na teh nteh
aya irigasi, mung ayakna teh ngadamel sumur, di kebon di sawah, ngadamel
sumur di pikulan diseborkan gitu segayung-segayung per pohon. Biasa
nanem bako. Katiga mah, tetiasa nudih tanem deih bako. Nteh aya irigasi,
upami aya irigasi nanem padi, sayur. Padi awis pangawesna, ayana mah
sanaos irigasi pan nyerangna dua kali.”
Lelaki tua itu merokok sudah sejak lama. Selain tembakau Mole, ia
juga mengkonsumsi rokok kretek. Di dalam keluarga, rata-rata semua orang
merokok. Terkait aturan atau larangan merokok di tempat umum, ia sekadar
tahu jika tak boleh merokok saat berada di POM bensin. Ia pun setuju
dengan adanya larangan semacam itu. Sampai saat ini ia belum pernah
dilarang merokok. Istrinya pun tak pernah melarangnya.
Menurutnya larangan merokok pemerintah mungkin sudah benar,
berupaya meningkatkan kesehatan. Tapi ia keberatan jika petani tak lagi
menanam tembakau, khususnya di Jembarwangi. Saat ini di Jembarwangi,
tanaman tembakau menjadi tanaman utama, dan padi menjadi tanaman
nomor dua. Selama merokok Pak
Suhawi tak pernah mengalami
gangguan kesehatan. Kalaupun
ada, pasti bukan karena rokok.
Dalam sehari ia bisa
menghabiskan sebungkus rokok
kretek. Namun hal itu tak
mengganggu keuangannya.
Beralih ke rekannya, Pak
Wawan. Ia menjadi petani
Berbincang bersama petani tembakau tembakau sejak 1983. Karena
Desa Jembarwangi, Kec. Tomo. Pak telah menikah, Pak Wawan
Suhawi (memakai topi), Pak Wawan (baju merasa berkewajiban untuk
memberi nafkah keluarga.
merah).
Penghasilan yang ia anggap sesuai adalah menjadi petani tembakau. Meski
hanya bisa menanam tembakau di musim kemarau, ia tak merasa merugi
karena tembakau termasuk tanaman yang kuat.
89

