Page 26 - Tembakau, Negara, dan Keserakahan Modal Asing
P. 26
bakau, Negara dan Keserakahan Modal Asing
of poverty), termasuk di Indonesia. Pada tahun 1997 sebanyak 1,3 miliar
penduduk dunia hidup < US$ 1/kapita/hari dan 2,8 miliar penduduk
dunia hidup < US$ 2/kapita/hari, termasuk 840 juta penduduk dunia
kelaparan. Lebih dari 1 miliar penduduk dunia tidak mempunyai akses
cukup terhadap air, dan 2 miliar penduduk tidak punya akses cukup
terhadap obat-obatan esensial.3
Bank Dunia memperkirakan 18% dari Dunia Ketiga ekstrem
miskin dan 33% miskin. Di Indonesia terdapat 37,3 juta penduduk miskin
(17,42%) dan sebagian kecil dari jumlah tersebut menderita busung
lapar (2003). Ekonomi dunia dikendalikan oleh segelintir perusahaan
multinasional (multinational corporations, MNCs), yang bermitra dengan
lembaga internasional membangun skenario ekonomi global.
MNCs melakukan penetrasi dan pengaruh dominannya dalam
perdagangan global. Sebanyak 500 transnational corporations (TNCs)
terbesar mengendalikan 70% perdagangan dunia (1/3 perdagangan
dunia dikendalikan oleh manajemen yang berbeda tapi dari perusahaan
yang sama), 80% investasi luar negeri, dan 30% output dunia. Dari
100 TNCs terbesar, 38 berpusat di Eropa Barat, 29 di Amerika Serikat,
dan 16 di Jepang. UNDP mengestimasi perbandingan pendapatan
penduduk negara-negara terkaya dan termiskin dunia yang semakin
menajam, yaitu 11 : 1 (1913); 35 : 1 (1950); 44 : 1 (1973) dan 72 : 1
(1992). Padahal visi global 2020 dari UNDP dengan penduduk 8 miliar
adalah menciptakan dunia yang bebas dari kemiskinan, kelaparan/
kurang gizi, dan ketidakseimbangan manajemen sumber daya alam.
Ledakan pertumbuhan populasi penduduk dunia merupakan masalah
fundamental global yang perlu mendapat perhatian khusus.4
Menyimak fenomena tersebut, dituntut perubahan pola pikir yang
mendasar (mindset change) elite politik dan birokrat selaku pengambil
3 Gudgeon, Peter S., Globalization and Rural Poverty Reduction: The Role of the United Nations System—
Contrasting Styles and Competing Models, dalam Paper for Expert Group Meeting on Globalisation and
Poverty Reduction: Can the Rural Poor Benefit from Globalisation? organised by Division for Social Policy
and Development, United Nations, 8-9 November 2001, New York. Diunduh dari http://www.un.org/esa/
socdev/social/papers/paper_gudgeon.pdf
4 Gudgeon, ibid.
12
of poverty), termasuk di Indonesia. Pada tahun 1997 sebanyak 1,3 miliar
penduduk dunia hidup < US$ 1/kapita/hari dan 2,8 miliar penduduk
dunia hidup < US$ 2/kapita/hari, termasuk 840 juta penduduk dunia
kelaparan. Lebih dari 1 miliar penduduk dunia tidak mempunyai akses
cukup terhadap air, dan 2 miliar penduduk tidak punya akses cukup
terhadap obat-obatan esensial.3
Bank Dunia memperkirakan 18% dari Dunia Ketiga ekstrem
miskin dan 33% miskin. Di Indonesia terdapat 37,3 juta penduduk miskin
(17,42%) dan sebagian kecil dari jumlah tersebut menderita busung
lapar (2003). Ekonomi dunia dikendalikan oleh segelintir perusahaan
multinasional (multinational corporations, MNCs), yang bermitra dengan
lembaga internasional membangun skenario ekonomi global.
MNCs melakukan penetrasi dan pengaruh dominannya dalam
perdagangan global. Sebanyak 500 transnational corporations (TNCs)
terbesar mengendalikan 70% perdagangan dunia (1/3 perdagangan
dunia dikendalikan oleh manajemen yang berbeda tapi dari perusahaan
yang sama), 80% investasi luar negeri, dan 30% output dunia. Dari
100 TNCs terbesar, 38 berpusat di Eropa Barat, 29 di Amerika Serikat,
dan 16 di Jepang. UNDP mengestimasi perbandingan pendapatan
penduduk negara-negara terkaya dan termiskin dunia yang semakin
menajam, yaitu 11 : 1 (1913); 35 : 1 (1950); 44 : 1 (1973) dan 72 : 1
(1992). Padahal visi global 2020 dari UNDP dengan penduduk 8 miliar
adalah menciptakan dunia yang bebas dari kemiskinan, kelaparan/
kurang gizi, dan ketidakseimbangan manajemen sumber daya alam.
Ledakan pertumbuhan populasi penduduk dunia merupakan masalah
fundamental global yang perlu mendapat perhatian khusus.4
Menyimak fenomena tersebut, dituntut perubahan pola pikir yang
mendasar (mindset change) elite politik dan birokrat selaku pengambil
3 Gudgeon, Peter S., Globalization and Rural Poverty Reduction: The Role of the United Nations System—
Contrasting Styles and Competing Models, dalam Paper for Expert Group Meeting on Globalisation and
Poverty Reduction: Can the Rural Poor Benefit from Globalisation? organised by Division for Social Policy
and Development, United Nations, 8-9 November 2001, New York. Diunduh dari http://www.un.org/esa/
socdev/social/papers/paper_gudgeon.pdf
4 Gudgeon, ibid.
12