Page 30 - Tembakau, Negara, dan Keserakahan Modal Asing
P. 30
bakau, Negara dan Keserakahan Modal Asing

pertanian sepertinya telah mati. Ini tercermin juga dengan diturutinya
desakan International Monetary Fund (IMF) menurunkan bea masuk
beras hanya 30% - 35%, bahkan sempat 0%. Sementara Jepang sebagai
negara industri menerapkan bea masuk beras sebesar 480% untuk
melindungi petaninya. Demikian pula subsidi pupuk dan pestisida
dicabut yang menyebabkan daya saing produk dalam negeri semakin
melemah. Padahal negara-negara maju sekalipun hingga saat ini masih
memberikan subsidi pada pertaniannya dan sangat protektif terhadap
produk pertaniannya sebagai cerminan nasionalisme yang tinggi.

2.3. Pertanian Dalam Pusaran Globalisasi
Ekspansi pasar dari perusahaan global (multinational corporation)

memerlukan pelemahan perekonomian domestik dari negara yang
akan dimasukinya. Hambatan (barriers) pergerakan uang dan barang
cenderung dihapuskan, sistem kredit dideregulasi, sebagian lahan dan
aset-aset pemerintah beralih ke kapital internasional.

Ada dua institusi yang berperan dalam promosi globalisasi
ekonomi, yaitu:

• Perusahaan transnasional dunia (TNCs) yang mengontrol
sebagian besar keputusan-keputusan investasi, perdagangan, dan
kesempatan kerja dari perekonomian global.

• Kelompok yang dibentuk oleh institusi pembiayaan internasional
yang diciptakan untuk mengawasi dan mengatur manajemen
ekonomi global, yaitu IMF, Bank Dunia, dan WTO.

Lembaga The Bretton Woods yang berbasis di Washington
mempunyai peran kunci dalam proses restrukturisasi ekonomi. Bank
Dunia membangun birokrasi internasional yang sangat “powerful”, di
bawah dukungan lintas pemerintah, dengan pemegang saham terbesar
negara-negara maju.

IMF, Bank Dunia, dan WTO adalah struktur administratif.
Mereka merupakan badan pengatur operasional dalam sistem kapitalis

16
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35