Page 34 - Tembakau, Negara, dan Keserakahan Modal Asing
P. 34
bakau, Negara dan Keserakahan Modal Asing
tembakau, maka ancaman terhadap ekonomi tembakau dunia dan
Indonesia mulai terasa. Regulasi ini mengancam ekonomi tembakau
dunia akan terus mengalami penurunan dan berdampak pula terhadap
Indonesia.
2.4. Ekonomi Tembakau di Indonesia dan Tekanan Diplomasi Publik
Internasional
Dalam perekonomian nasional, peranan agrobisnis tembakau
dan industri rokok mempunyai angka pengganda (multiplier effect)
output yang cukup besar, terutama tembakau. Angka pengganda untuk
tenaga kerja agrobisnis tembakau lebih besar daripada industri rokok.
Agrobisnis tembakau mampu menarik sektor hulu dan mendorong
sektor hilir untuk berkembang, sedangkan industri rokok hanya
mampu mendorong sektor hilir. Kedua sektor (terutama industri rokok)
memberikan sumbangan sekitar 7% terhadap penerimaan negara dari
dalam negeri.
Rokok kretek merupakan salah satu produk asli Indonesia yang
unik dan diakui di dunia. Bahan baku rokok kretek adalah tembakau
dan cengkeh yang sebagian besar menggunakan sumber alam nasional.
Industri rokok kretek merupakan industri yang padat modal, padat
karya yang melibatkan lebih dari 10 juta orang, dan mempunyai andil
yang cukup besar terhadap penerimaan cukai negara. Namun banyak
masalah dan tantangan yang dihadapi industri rokok kretek saat ini,
terutama berkenaan dengan peraturan cukai dan hambatan non-tarif
yang diberlakukan negara lain terhadap rokok kretek.
China, Brasil, India, dan Amerika Serikat merupakan negara
produsen daun tembakau terbesar di dunia. Tahun 2002 keempat
negara itu memproduksi 4,0 juta ton tembakau atau 64% dari
produksi tembakau dunia. Lima tahun kemudian (2007) produksi daun
tembakau dari empat negara tersebut naik menjadi 4,2 juta ton atau
67%. Sementara Indonesia hanya memproduksi 192 ribu ton (3,0%)
pada tahun 2002 dan 165 ribu ton (2,6%) pada tahun 2007 (Tabel 2).
20
tembakau, maka ancaman terhadap ekonomi tembakau dunia dan
Indonesia mulai terasa. Regulasi ini mengancam ekonomi tembakau
dunia akan terus mengalami penurunan dan berdampak pula terhadap
Indonesia.
2.4. Ekonomi Tembakau di Indonesia dan Tekanan Diplomasi Publik
Internasional
Dalam perekonomian nasional, peranan agrobisnis tembakau
dan industri rokok mempunyai angka pengganda (multiplier effect)
output yang cukup besar, terutama tembakau. Angka pengganda untuk
tenaga kerja agrobisnis tembakau lebih besar daripada industri rokok.
Agrobisnis tembakau mampu menarik sektor hulu dan mendorong
sektor hilir untuk berkembang, sedangkan industri rokok hanya
mampu mendorong sektor hilir. Kedua sektor (terutama industri rokok)
memberikan sumbangan sekitar 7% terhadap penerimaan negara dari
dalam negeri.
Rokok kretek merupakan salah satu produk asli Indonesia yang
unik dan diakui di dunia. Bahan baku rokok kretek adalah tembakau
dan cengkeh yang sebagian besar menggunakan sumber alam nasional.
Industri rokok kretek merupakan industri yang padat modal, padat
karya yang melibatkan lebih dari 10 juta orang, dan mempunyai andil
yang cukup besar terhadap penerimaan cukai negara. Namun banyak
masalah dan tantangan yang dihadapi industri rokok kretek saat ini,
terutama berkenaan dengan peraturan cukai dan hambatan non-tarif
yang diberlakukan negara lain terhadap rokok kretek.
China, Brasil, India, dan Amerika Serikat merupakan negara
produsen daun tembakau terbesar di dunia. Tahun 2002 keempat
negara itu memproduksi 4,0 juta ton tembakau atau 64% dari
produksi tembakau dunia. Lima tahun kemudian (2007) produksi daun
tembakau dari empat negara tersebut naik menjadi 4,2 juta ton atau
67%. Sementara Indonesia hanya memproduksi 192 ribu ton (3,0%)
pada tahun 2002 dan 165 ribu ton (2,6%) pada tahun 2007 (Tabel 2).
20