Page 27 - Tembakau, Negara, dan Keserakahan Modal Asing
P. 27
Tembakau dalam Pusaran Globalisasi

keputusan. Tanpa sektor agrobisnis yang modern dan tangguh dengan
daya saing yang tinggi, fundamental perekonomian negara akan sangat
rapuh dan lamban berkembang menuju industrialisasi dalam perspektif
jangka panjang.

Pertanian di Indonesia di era globalisasi harus dipandang sebagai
sektor ekonomi yang simetris dengan sektor lainnya. Sektor ini tidak
boleh lagi hanya berperan sebagai aktor pendukung bagi pembangunan
nasional seperti selama ini diperlakukan, tetapi harus menjadi pemeran
utama yang sejajar dengan sektor industri. Karena itu, sektor pertanian
harus menjadi sektor modern, efisien, dan berdaya saing, dan tidak
boleh dipandang hanya sebagai katup pengaman untuk menampung
tenaga kerja tidak terdidik yang melimpah ataupun penyedia pangan
yang murah agar sektor industri mampu bersaing dengan hanya
mengandalkan upah rendah.

Terpuruknya perekonomian nasional pada tahun 1997 yang
dampaknya masih berkepanjangan hingga saat ini membuktikan rapuhnya
fundamental ekonomi kita yang kurang bersandar pada potensi sumber
daya domestik. Pengalaman pahit krisis moneter dan ekonomi tersebut
memberikan bukti empiris bahwa sektor pertanian bersama dengan usaha
kecil dan mikro merupakan sektor yang paling tangguh menghadapi
terpaan yang pada akhirnya memaksa kesadaran publik untuk mengakui
bahwa sektor pertanian merupakan pilihan yang tepat untuk dijadikan
sektor andalan dan pilar pertahanan dan penggerak ekonomi nasional.
Kekeliruan mendasar selama ini karena sektor pertanian diperlakukan
sebagai sektor pendukung yang mengemban peran konvensionalnya
dengan berbagai misi titipan yang cenderung hanya untuk mengamankan
kepentingan makro, yaitu dalam kaitan dengan stabilitas ekonomi nasional
melalui swasembada beras dalam konteks ketahanan pangan nasional.

Secara implisit sebenarnya stabilitas nasional negara ini dibebankan
pada petani yang sebagian besar masih tetap berada di dalam perangkap
keseimbangan lingkaran kemiskinan jangka panjang (the low level

13
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32