Page 45 - Ekspedisi Cengkeh
P. 45
Y SENO AJI Joanes Rudolf van den Berg. Kelak keturunannya menamai diri
mereka van den Berg van Saparua. Tambahan nama belakangan itu,
menurut juru kunci Benteng Duurstede, Ricko Patti (39), lantaran sang
bayi diambil oleh pasukan Pattimura, dibesarkan orang setempat, lalu
dikirim pulang ke Negeri Kincir Angin setelah besar.

Benteng Duurstede asalnya dibangun oleh Portugis, lalu direbut oleh
Belanda. Tahun 1676, dibangun kembali oleh Arnold de Vlaming
van Quos Hoorn yang dilanjutkan oleh Gubernur Jenderal Nicholas
Schagnen. Di dalamnya, di bagian utara benteng, terdapat satu
bangunan yang dulunya adalah gudang cengkeh dan pala, dua hasil
bumi yang mengundang kedatangan bangsa-bangsa Eropa itu.

***

Cengkeh dan pala adalah dua hasil bumi utama di Saparua. Pala
menjadi andalan orang Saparua ketika harga cengkeh menurun,
terutama pada tahun 1992. Ketika harga cengkeh perlahan menanjak,
warga kembali membersihkan pohon cengkeh mereka, setelah lama
membiarkannya dijalari semak. Cengkeh dan pala bisa kita temui
di warung Om Gwan, seorang pedagang Tionghoa yang bermukim
di Saparua sejak dua generasi. Pada September 2013, Saparua baru
memasuki tahap awal memanen cengkeh, antara lain sekitaran Siri
Sori Islam. Beberapa warga memperkirakan, pada kisaran Oktober,
baru memasuki puncak panen.

Memanen cengkeh di Saparua sebagaimana di kawasan Maluku
dan sekitarnya menggunakan alat bantu antara lain: [1] tali plastik
seukuran besi 12 inci dengan panjang sekira 30 meter. Ukuran ini
ukuran sedang yang mudah untuk diikat dan dilepaskan di batang dan
dahan cengkeh; [2] baju longgar agar leluasa memasukkan cengkeh
hasil petikan, terutama bila pohonnya masih berukuran 10 meter; dan
[3] karung yang digunakan untuk mengumpulkan dan membawa hasil
panen. Mungkin hanya bentuk takaran ukuran cupa yang berbeda,
yakni bekas kaleng daging, sedang di tempat lain ukuran kaleng susu
kental. Harga cengkeh memakai kedua takaran itu sama saja.

Cengkeh menjadi bagian dalam kehidupan warga pulau ini, terutama
untuk dunia kesehatan, dengan memasukkan daun cengkeh sebagai
salah satu ramuannya. Konon, ketika teh dan gula belum masuk di
Saparua, orang-orang tua di pulau ini kerap memasak daun kuning dan
kering cengkeh sebagai minuman mereka.

Bertaut Kenangan di Saparua | 17
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50