Page 44 - Ekspedisi Cengkeh
P. 44
dalam kawasan Lapangan Mardika, di alun-alun kota Ambon,
berdiri patung Kapitan Pattimura memegang pedang dan sawalaku
(perisai). Di tempat itu juga, tiga ratusan tahun silam, Belanda
menghukum gantung sang pemberontak dari Saparua itu. Sejarah tidak
mencatat di mana gerangan tubuhnya dikubur ataukah dibuang usai
eksekusi. Demikian pula perlakuan Belanda pada jasad Said Perintah,
Anthony Reebok, dan Philip Latumahina—tiga dari beberapa orang
berani yang ada dalam pasukan Pattimura. Namun, Benteng Duurstede
di Pulau Saparua, 55 kilometer di timur Kota Ambon, menjadi tanda
bahwa perlawanan sang Kapitan terus akan dikenang orang-orang di
Maluku.
Setiap pertengahan Mei, di lapangan depan Benteng Duurstede, bocah-
bocah Saparua akan menari cakalele untuk mengenang penyerangan
pasukan yang dipimpin panglima bernama asli Thomas Matulessy ini,
satu sergapan sore pasukan Saparua terhadap 57 bala tentara Belanda
di dalam benteng. Konon tusukan mematikan itu hanya menyisakan
seorang bayi, bernama Jean Lubert van den Berg, anak residen Saparua,

Gerbang utama Fort Duurstede --dibangun tahun 1676--
di atas tebing karang alami pantai Teluk Saparua, Selain
sebagai benteng pertahanan, bangunan ini juga sekaligus

merupakan gudang cengkeh dan pala VOC.

16 | EKSPEDISI CENGKEH
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49