Page 94 - Ironi Cukai Tembakau
P. 94
-CHT juga mereka gunakan untuk pelayanan pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular yang diikuti oleh para kader
kesehatan, penderita TB, penderita HIV-AIDs, penderita diare, dan
penderita ISPA. Mereka menyelenggarakan kegiatan ‘peningkatan
pemahaman kelompok petani tembakau tentang pemeliharaan
kesehatan’, antara lain, dihadiri peserta yang mengatasnamakan
kelompok tani tembakau. Kegiatan utamanya adalah pertemuan
untuk Promosi Kesehatan di Tempat Kerja (PKDTK) di tingkat
kabupaten dan desa, dengan peserta antara lain Kepala Pusat
Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) se-kabupaten, para petugas
Promosi Kesehatan PUSKESMAS se-kabupaten dan Kepala Dinas
kesehatan. Di tingkat desa, dihadiri oleh kelompok tani tembakau
dan perwakilan kelurahan.

Sementara itu, kegiatan-kegiatan SKPD lain nyaris tidak diarahkan
untuk kepentingan petani tembakau ataupun memperkuat
kelembagaan petani tembakau, bahkan mengusahakan peralihan
tanaman tembakau (diversifikasi) ke tanaman lain --seperti tanaman
kopi arabika, sayur kubis, tomat, cabai dan brokoli-- dengan
berbagai alasan.72 dengan berbagai alasan. Prioritas kegiatan masing-
masing SKPD pengguna DBH-CHT di Temanggung beragam.
Balai Lingkungan Hidup (BLH) Temanggung meletakkan prioritas
pada rehabilitasi dan konservasi lahan, yaitu pembuatan embung
air, sumur resapan, dam penahan, dan gully plug (bangunan
pengendali jurang). Kegiatan-kegiatan tersebut dipusatkan di Desa
Wonoboyo, Desa Kledung dan Desa Kaloran yang bukan daerah
lahan tembakau.73 Adapun DISTANHUNBUT berfokus pada Sekolah
Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT), mencakup budidaya,
lingkungan hidup dan budaya petani, serta pola pengembangan

72 Wawancara Ahmad Fuad, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI)
Cabang Temanggung, 11 Februari 2013.
73 Wawancara Andriasti, Kepala Balai Lingkungan Hidup (BLH) Temanggung,
15 Februari 2013.

76 | IRONI CUKAI TEMBAKAU
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99