Page 63 - Ekspedisi Cengkeh
P. 63
AMMAD IMRANPekerja di lahan cengkeh
La Baratang sedang
mematahkan buah
cengkeh dari tangkai.
Ketika foto ini diambil
pada September 2013
jumlah pekerja hanya
berkisar 30 orang seiring
berkurangnya buah
cengkeh. Pada puncak
panen, Juli dan Agustus,
pekerja seperti ini bisa
mencapai 180 orang.
Jhon adalah menantu La Baratang yang punya peran penting dalam
usaha cengkeh ini. Dialah yang merintis pengerjaan jalan dari pusat
desa sampai rumah La Baratang. Ia bisa mengoperasikan eskavator.
Jalan yang ia rintis itulah yang menjadi jalan utama yang dilalui
banyak warga masyarakat di dusun Buntu Sawa. Berkat perintisan
jalan ini, pengangkutan hasil cengkeh bisa dengan mudah diangkut
menggunakan mobil.
Usaha cengkeh La Baratang terus meningkat. Tahun 2013, La Baratang
membeli tiga bus untuk mengangkut para pekerjanya. Dua mobil
hardtop sebelumnya sudah dimiliki untuk mengangkut hasil cengkeh.
Jhon berkata, rencana ke depan akan membeli oven besar khusus
pengering cengkeh.
La Baratang kini berusia 63 tahun. Usahanya selama ini
mengembangkan tanaman cengkeh mulai dinikmati oleh anak dan
cucu-cucunya. Ia sendiri barangkali butuh sejenak beristirahat, dan
menyelami sisi spiritualitas dalam jiwanya. Mungkin karena itulah,
sejak Juni 2013. ia berkeliling ke beberapa negar. Salah seorang anak
perempuannya, Nini, berkata, “saat ini (September) bapak berada di
Uni Soviet. Sebelumnya sudah mengunjungi Pakistan.”
La Baratang berangkat ke beberapa negara tersebut bersama satu
kelompok keagamaan yang cukup sohor di Indonesia. Kata salah satu
anaknya, ia berkeliling untuk berdakwah.v
Kisah La Baratang | 35
La Baratang sedang
mematahkan buah
cengkeh dari tangkai.
Ketika foto ini diambil
pada September 2013
jumlah pekerja hanya
berkisar 30 orang seiring
berkurangnya buah
cengkeh. Pada puncak
panen, Juli dan Agustus,
pekerja seperti ini bisa
mencapai 180 orang.
Jhon adalah menantu La Baratang yang punya peran penting dalam
usaha cengkeh ini. Dialah yang merintis pengerjaan jalan dari pusat
desa sampai rumah La Baratang. Ia bisa mengoperasikan eskavator.
Jalan yang ia rintis itulah yang menjadi jalan utama yang dilalui
banyak warga masyarakat di dusun Buntu Sawa. Berkat perintisan
jalan ini, pengangkutan hasil cengkeh bisa dengan mudah diangkut
menggunakan mobil.
Usaha cengkeh La Baratang terus meningkat. Tahun 2013, La Baratang
membeli tiga bus untuk mengangkut para pekerjanya. Dua mobil
hardtop sebelumnya sudah dimiliki untuk mengangkut hasil cengkeh.
Jhon berkata, rencana ke depan akan membeli oven besar khusus
pengering cengkeh.
La Baratang kini berusia 63 tahun. Usahanya selama ini
mengembangkan tanaman cengkeh mulai dinikmati oleh anak dan
cucu-cucunya. Ia sendiri barangkali butuh sejenak beristirahat, dan
menyelami sisi spiritualitas dalam jiwanya. Mungkin karena itulah,
sejak Juni 2013. ia berkeliling ke beberapa negar. Salah seorang anak
perempuannya, Nini, berkata, “saat ini (September) bapak berada di
Uni Soviet. Sebelumnya sudah mengunjungi Pakistan.”
La Baratang berangkat ke beberapa negara tersebut bersama satu
kelompok keagamaan yang cukup sohor di Indonesia. Kata salah satu
anaknya, ia berkeliling untuk berdakwah.v
Kisah La Baratang | 35

