Page 32 - Ekspedisi Cengkeh
P. 32
mhari menemukan kegunaan baru cengkeh sebagai ramuan utama
rokok. Lahirlah satu produk baru yang unik, khas dan asli Indonesia:
kretek! (Hanusz, 2000:ii). Setelah seperempat abad hanya berkembang
dalam skala kecil usaha rumah tangga, produksi kretek akhirnya
menjelma menjadi industri besar sejak awal abad-20 yang dirintis oleh
Haji Nitisemito (pendiri pabrik ‘Jambu Bol’) di Kudus dan Liem Seng
Tee (pendiri pabrik ‘Dji Sam Soe’ dan ‘Sampoerna’) di Surabaya.
Puncaknya adalah pada pertengahan tahun 1950-an, ketika produksi
kretek mulai berkembang pesat menjadi industri raksasa modern
dengan munculnya beberapa pabrik baru, antara lain, yang terkemuka,
oleh Oei Wei Gwan (pendiri pabrik ‘Djarum’) di Kudus dan Tjou
Ing Hwie (pendiri pabrik ‘Gudang Garam’) di Kediri (Topatimasang,
et.al., eds., 2010:131).

Cengkeh, bahan baku paling esensial dari kretek --selain tembakau,
tentu saja-- pun kembali berjaya. Bahkan, sejak dasawarsa 1970an,
telah menjadi salah satu penyumbang terbesar keuangan negara
Republik Indonesia. Pada tahun 2012 dan 2013, pemasukan cukai dari
industri kretek mencatat 95,5% dari seluruh pemasukan cukai ke kas
negara. Nilainya tak tanggung-tanggung: Rp 87 triliun! (el-Guyanie,
et.al.: 2013:4-5).

Nilai ekonomisnya yang sangat besar sempat menggoda penguasa
otoriter rezim Presiden Soeharto, pada 1990-an, memberlakukan
satu kebijakan ‘Hongi Gaya Baru’: monopoli perdagangan cengkeh
dalam negeri melalui Badan Penyanggah dan Pemasaran Cengkeh
(BPPC) yang sangat merugikan petani. Harga cengkeh di tingkat
petani penghasil anjlok sampai hanya Rp 2.000 - 3.000 per kilogram,
lebih murah dari harga sebungkus kretek yang dihasilkan darinya.
Akibatnya, ratusan ribu pohon cengkeh di daerah-daerah penghasil
utama --Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan
Sulawesi Selatan-- ditebangi atau dibiarkan terlantar tak terurus.

Gelombang reformasi sistem politik dan hukum nasional yang dimulai
pada tahun 1998, akhirnya menjungkalkan rezim Soeharto dan BPPC
dibubarkan, Pelan tapi pasti, harga cengkeh kembali merangkak naik,
sehingga pada tahun 2012, bahkan melewati angka Rp 200.000 per
kilogram. Para petani cengkeh di seluruh negeri kembali tersenyum.

Tetapi, sampai kapan?

***

4 | EKSPEDISI CENGKEH
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37