Page 133 - Kretek Pusaka Nusantara
P. 133
TEK Pusaka Nusantara
tidak sebanyak saat zaman Belanda dulu, air sumur bor kebon tidak sederas
dulu dan lahan sudah banyak yang berkurang, namun PTPN II tetap
mempertahankan keberadaan tembakau Deli sebagai komoditi yang dijual
selain sawit, tebu dan karet.
Pada saat ini penanaman tembakau baru di beberapa ladang sudah juga
dimulai penanaman bibit yang telah berusia 40 hari. Hal ini menjadi
hambatan karena penulis tidak banyak menemui para buruh kebun
dilapangan.
5.4.7. Nusa Tenggara Barat
Sekilas Tembakau Lombok
“Anda boleh membenci rokok, tetapi jangan pernah sekali pun
membenci mako” kata-kata itu tegas terucap dari bibir Hasan, seorang petani
tembakau di desa Rarang Lombok Timur. Mako adalah bahasa sasak untuk
menyebut tembakau. Hasan tidak sendiri, setidaknya ada 15 ribu petani
tembakau di Lombok yang sepenuh hati akan mengamini apa yang Hasan
katakan tadi. Bagi mereka tembakau adalah segalanya. Sumber mengepulnya
asap dapur dan tempat tambatan masa depan keluarga.
Tak jelas benar bagaimana tembakau, tanaman yang bibitnya konon
dicuri Colombus dari pendududk asli Amerika itu bisa masuk ke Lombok.
Yang jelas usaha tembakau rakyat tumbuh dan menjamur di Lombok
setidaknya sejak 40 tahun berselang. Dataran rendah Lombok Timur,
Lombok Tengah dan Lombok Barat serta sebagian kecil di wilayah Lombok
Utara menjadi sentra penanaman tembakau. Sejak 40 tahun berselang pula,
tembakau lombok mulai di kenal orang. Tak kalah kondang dengan
tembakau temanggung misalnya, yang jauh lebih panjang sejarah dan
tradisinya.
124
tidak sebanyak saat zaman Belanda dulu, air sumur bor kebon tidak sederas
dulu dan lahan sudah banyak yang berkurang, namun PTPN II tetap
mempertahankan keberadaan tembakau Deli sebagai komoditi yang dijual
selain sawit, tebu dan karet.
Pada saat ini penanaman tembakau baru di beberapa ladang sudah juga
dimulai penanaman bibit yang telah berusia 40 hari. Hal ini menjadi
hambatan karena penulis tidak banyak menemui para buruh kebun
dilapangan.
5.4.7. Nusa Tenggara Barat
Sekilas Tembakau Lombok
“Anda boleh membenci rokok, tetapi jangan pernah sekali pun
membenci mako” kata-kata itu tegas terucap dari bibir Hasan, seorang petani
tembakau di desa Rarang Lombok Timur. Mako adalah bahasa sasak untuk
menyebut tembakau. Hasan tidak sendiri, setidaknya ada 15 ribu petani
tembakau di Lombok yang sepenuh hati akan mengamini apa yang Hasan
katakan tadi. Bagi mereka tembakau adalah segalanya. Sumber mengepulnya
asap dapur dan tempat tambatan masa depan keluarga.
Tak jelas benar bagaimana tembakau, tanaman yang bibitnya konon
dicuri Colombus dari pendududk asli Amerika itu bisa masuk ke Lombok.
Yang jelas usaha tembakau rakyat tumbuh dan menjamur di Lombok
setidaknya sejak 40 tahun berselang. Dataran rendah Lombok Timur,
Lombok Tengah dan Lombok Barat serta sebagian kecil di wilayah Lombok
Utara menjadi sentra penanaman tembakau. Sejak 40 tahun berselang pula,
tembakau lombok mulai di kenal orang. Tak kalah kondang dengan
tembakau temanggung misalnya, yang jauh lebih panjang sejarah dan
tradisinya.
124

