Page 137 - Kretek Pusaka Nusantara
P. 137
TEK Pusaka Nusantara

Dalam pernyataannya tokoh budaya ini berpedapat bahwa “itu persoalan
ekonomi, itu perdebatannya lain, itu tricking.” Menurut Radar, yang rugi
pertama adalah pemerintah, karena pajaknya puluhan triliun. Pemerintah itu
munafik setuju dengan pelarangan rokok padahal tidak. Masyarakat
Indonesia terlalu percaya dengan mistik, ketika ia tidak dapat menceritakan
dengan akal sehat larinya ke non akal sehat.

“Menghisap asap itu sudah kebiasaan purba, artinya kebutuhan yang
sudah inhern di dalam diri dia ketika itu berada. Menghisap hanya dengan
asapnya saja sudah menjadi kebutuhan. Asapnya itu isinya macam-macam
ada yang mentol, ada yang isinya ganja, ada yg isinya tembakau dan lain-
lain. Menghisap itu adalah suatu kebutuhan untuk mengisi kehidupan
mereka. Disamping itu menghisap asap memberikan sensasi kepada manusia
terhadap sesuatu yang tidak real (abstrak), karena asap itu tidak real tapi
asap dapat memberikan fungsi secara kultural kepada mereka, karena
mereka bisa menciptakan sensasi-sensasi kehidupan yang selama ini tidak
bisa dia jelaskan dan bisa dimanifestasikan dalam asap rokok ini, makanya
rokok banyak mengandung candu. Orang di situ bisa masuk dalam dunia
yang unreal, itu adalah sebuah kegiatan yang merupakan setengah dari
kehidupan manusia selain yang sifatnya materil. Tidur, mimpi, imajinasi,
gagasan, perasaan itu juga tidak real dan rokok itu adalah salah satunya yang
juga sebagai stimulan untuk menjalani ini. Salah satu kegiatan merokok di
masa lalu untuk menghubungkan dengan dunia yang tidak real katakanlah
supranatural, imateril, dan unreal. Untuk manusia umum yang tidak mampu
masuk ke dalam tiga dunia ini rokok menjadi salah satu jembatannya.
Makanya di mana-mana rokok itu menjadi teman untuk berpikir dan
melamun. Ini adalah tradisi yang dilakukan manusia di seluruh dunia dan itu
menghidupi bangsa-bangsa di seluruh dunia bahkan turut membentuk
kebudayaan. Jadi hisap menghisap asap itu walau dianggap negatif bagi
sebagian kebudayaan, kita tidak bisa menolak bahwa itu termasuk kegiatan
kehidupan yang membentuk kebudayaan. Sama juga dengan judi, minuman
keras, pelacuran itu adalah insting-insting purbakala manusia, kita menolak
itu semua tetapi ada bagian-bagian dari kebudayaan manusia yang dibentuk
dari itu, baik destruktif maupun konstruktif.

Kebudayaan yang ideal adalah kebudayaan yang konstruktif atau
positif yang gunanya merespon, menanggulangi atau mencegah terjadinya

128
   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142