Page 136 - Kretek Pusaka Nusantara
P. 136
KRETEK Pusaka Nusantara
Pandangan Tokoh Masyarakat dan Budayawan
Daerah DKI Jakarta
Wawancara dengan Tokoh Budaya Radar Panca Dahana
Oleh Ade Akbar Wiryawan
Menurut Radar Panca Dahana salah satu tokoh budaya di Banten yang
mulai merokok karena iseng-iseng menyatakan bahwa rokok membahayakan
kesehatan “secara klinis iya, karena itu sudah riset, artinya tergantung
metabolisme seseorang. Setiap orang mempunyai metabolisme yang
berbeda-beda. Metabolisme manusia itu kan tiga, ada metabolisme tubuh,
ada metabolisme emosional, dan ada metabolisme intelektual. Dan itu saling
berkelindan. Rokok itu mempengaruhi ketiga-tiganya. Ada orang yang tidak
merokok langsung stress, jadi emosinya berjalan, dan ada orang yang kalau
tidak merokok tidak keluar pikirannya dan gagasannya, jadi itu semua
berkelindan. Dia merasa bahwa kalaupun ada perubahan secara klinis di
tingkat metabolisme tubuh, tapi karena di tingkat metabolisme emosional
dan intelektual positif dia akan merokok terus. Dan ternyata fungsi untuk
metabolisme emosional dan intelektualnya itu bertahan lama, dampak
biologisnya tidak terlalu banyak.” Itu berdasarkan dari pengalamannya.
Beliau juga mengatakan “rokok itu sebagai tradisi yang orang memahaminya
sejak lama, yang artinya untuk mendapatkan sebuah emosional dan gagasan
tidak masalah untuk merusak biologisnya.” Pernyataan itu menurut pendapat
Radar secara kebudayaan yang dirinya sering dinasehati dokter untuk tidak
atau mengurangi rokok.
Dari hukum merokok, Radar berpendapat “hukum itu tidak bagus, law
enforcement-nya tidak bagus”, kenapa orang merokok dihukum? kan tidak
mungkin? itu sudah jadi tradisi (cultural needs), sama sekali tidak efektif --
campaign saja tambahnya. Beliau juga setuju dengan adanya gambar tentang
larangan rokok sebagai kampanye. Untuk tempat-tempat dilarang merokok
atau tempat khusus merokok, budayawan Banten ini setuju saja karena dia
juga mempunyai anak kecil yang dalam radius 20 meter tidak boleh terkena
asap rokok. Untuk di perkantoran itu adalah tempat untuk orang paranoid,
jadi untuk apa kita merokok di depan orang paranoid? Tapi untuk di tempat
terbuka tidak ada orang yang paranoid, imbuhnya. Radar tidak masalah
terhadap keluarganya yang merokok. Pelarangan rokok kretek akan berimbas
kepada petani tembakau, buruh pabrik rokok, dan pedagang kaki lima.
127
Pandangan Tokoh Masyarakat dan Budayawan
Daerah DKI Jakarta
Wawancara dengan Tokoh Budaya Radar Panca Dahana
Oleh Ade Akbar Wiryawan
Menurut Radar Panca Dahana salah satu tokoh budaya di Banten yang
mulai merokok karena iseng-iseng menyatakan bahwa rokok membahayakan
kesehatan “secara klinis iya, karena itu sudah riset, artinya tergantung
metabolisme seseorang. Setiap orang mempunyai metabolisme yang
berbeda-beda. Metabolisme manusia itu kan tiga, ada metabolisme tubuh,
ada metabolisme emosional, dan ada metabolisme intelektual. Dan itu saling
berkelindan. Rokok itu mempengaruhi ketiga-tiganya. Ada orang yang tidak
merokok langsung stress, jadi emosinya berjalan, dan ada orang yang kalau
tidak merokok tidak keluar pikirannya dan gagasannya, jadi itu semua
berkelindan. Dia merasa bahwa kalaupun ada perubahan secara klinis di
tingkat metabolisme tubuh, tapi karena di tingkat metabolisme emosional
dan intelektual positif dia akan merokok terus. Dan ternyata fungsi untuk
metabolisme emosional dan intelektualnya itu bertahan lama, dampak
biologisnya tidak terlalu banyak.” Itu berdasarkan dari pengalamannya.
Beliau juga mengatakan “rokok itu sebagai tradisi yang orang memahaminya
sejak lama, yang artinya untuk mendapatkan sebuah emosional dan gagasan
tidak masalah untuk merusak biologisnya.” Pernyataan itu menurut pendapat
Radar secara kebudayaan yang dirinya sering dinasehati dokter untuk tidak
atau mengurangi rokok.
Dari hukum merokok, Radar berpendapat “hukum itu tidak bagus, law
enforcement-nya tidak bagus”, kenapa orang merokok dihukum? kan tidak
mungkin? itu sudah jadi tradisi (cultural needs), sama sekali tidak efektif --
campaign saja tambahnya. Beliau juga setuju dengan adanya gambar tentang
larangan rokok sebagai kampanye. Untuk tempat-tempat dilarang merokok
atau tempat khusus merokok, budayawan Banten ini setuju saja karena dia
juga mempunyai anak kecil yang dalam radius 20 meter tidak boleh terkena
asap rokok. Untuk di perkantoran itu adalah tempat untuk orang paranoid,
jadi untuk apa kita merokok di depan orang paranoid? Tapi untuk di tempat
terbuka tidak ada orang yang paranoid, imbuhnya. Radar tidak masalah
terhadap keluarganya yang merokok. Pelarangan rokok kretek akan berimbas
kepada petani tembakau, buruh pabrik rokok, dan pedagang kaki lima.
127

