Page 90 - Tembakau, Negara, dan Keserakahan Modal Asing
P. 90
bakau, Negara dan Keserakahan Modal Asing
keseluruhan PT Djarum mengusai 20,4%. Berdasarkan data yang dirilis
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 25 Mei 2009, penguasa pasar rokok
Indonesia sampai pada kuartal I 2009 adalah sebagai berikut:
1. HM Samporna 24,3% (turun dari triwulan I 2008 sebesar 25%)
2. Gudang Garam 21,1% (turun dari triwulan I 2008 sebesar 22,5%)
3. Djarum 19,4% (naik dari triwulan I 2008 sebesar 19,4%)
4. Nojorono 6,7% (naik dari triwulan I 2008 sebesar 6,4%)
5. Bentoel 6% (naik dari triwulan I 2008 sebesar 5,7%)
6. Philip Morris Indonesia 4,7% (naik dari triwulan I 2008 sebesar
4,5%)
7. BAT Indonesia 2% (turun dari triwulan I 2008 sebesar 2,5%)
8. Lain-lain 15,8% (naik dari triwulan I 2008 sebesar 15,6%)
Kontribusi Industri Tembakau terhadap Perekonomian
Kontribusi industri tembakau dan rokok dapat dilihat dari dua
sisi. Pertama, kontribusi terhadap PDB. Kedua, dari sisi penerimaan
negara melalui cukai rokok. Berdasarkan hasil analisis input-output
tahun 2005 industri tembakau memberikan kontribusi 1,66 persen
terhadap total PDB nasional. Kontribusi terbesar berasal dari industri
rokok sebesar 1,56 persen, sedangkan sektor bahan baku tembakau dan
cengkeh hanya berkontribusi 0,036% dan 0,067%. Meskipun demikian,
industri rokok merupakan salah satu industri pertanian (agroindustri)
yang menonjol di Indonesia. Peran industri rokok terhadap agroindustri
tersebut mencapai 13,13% (Tabel 3.10)
76
keseluruhan PT Djarum mengusai 20,4%. Berdasarkan data yang dirilis
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 25 Mei 2009, penguasa pasar rokok
Indonesia sampai pada kuartal I 2009 adalah sebagai berikut:
1. HM Samporna 24,3% (turun dari triwulan I 2008 sebesar 25%)
2. Gudang Garam 21,1% (turun dari triwulan I 2008 sebesar 22,5%)
3. Djarum 19,4% (naik dari triwulan I 2008 sebesar 19,4%)
4. Nojorono 6,7% (naik dari triwulan I 2008 sebesar 6,4%)
5. Bentoel 6% (naik dari triwulan I 2008 sebesar 5,7%)
6. Philip Morris Indonesia 4,7% (naik dari triwulan I 2008 sebesar
4,5%)
7. BAT Indonesia 2% (turun dari triwulan I 2008 sebesar 2,5%)
8. Lain-lain 15,8% (naik dari triwulan I 2008 sebesar 15,6%)
Kontribusi Industri Tembakau terhadap Perekonomian
Kontribusi industri tembakau dan rokok dapat dilihat dari dua
sisi. Pertama, kontribusi terhadap PDB. Kedua, dari sisi penerimaan
negara melalui cukai rokok. Berdasarkan hasil analisis input-output
tahun 2005 industri tembakau memberikan kontribusi 1,66 persen
terhadap total PDB nasional. Kontribusi terbesar berasal dari industri
rokok sebesar 1,56 persen, sedangkan sektor bahan baku tembakau dan
cengkeh hanya berkontribusi 0,036% dan 0,067%. Meskipun demikian,
industri rokok merupakan salah satu industri pertanian (agroindustri)
yang menonjol di Indonesia. Peran industri rokok terhadap agroindustri
tersebut mencapai 13,13% (Tabel 3.10)
76