Page 81 - Kretek Pusaka Nusantara
P. 81
TEK Pusaka Nusantara
Seharusnya, jika ada 40,95% yang keberatan jika ada anggota keluarganya
yang merokok, sekian persen pula yang setuju dengan larangan merokok
oleh pemerintah. Tetapi yang terjadi tidak demikian. Dalam tabel di atas.
prosentase responden yang keberatan bila ada anggota keluarganya yang
merokok sebesar 40,95% sementara dari data tabel larangan merokok
mereka yang setuju dengan larangan merokok oleh pemerintah sebesar
28,57%. Sementara jika responden dikategorikan bardasarkan jenis kelamin
(pada tabel Larangan Merokok) akan diperoleh angka 29,41% responden
laki-laki dan 25% responden perempuan yang setuju dengan larangan
merokok dari pemerintah, tetapi ada sebesar 40% responden laki-laki dan
45% responden perempuan yang keberatan jika ada anggota keluarganya
yang merokok. Dari perbandingan data ini seolah-olah ada 12% responden
yang keberatan jika ada anggota keluarganya yang merokok, tetapi juga
keberatan jika ada larangan merokok dari pemerintah. Jika data tabel
larangan merokok oleh keluarga kita bandingkan dengan data larangan
merokok. berdasarkan perbedaan jenis kelamin, hasilnya tidak akan banyak
berbeda, yaitu ada 29.41% laki-laki dan 25.00% responden perempuan
yang setuju dengan larangan merokok, tetapi ada 42.35% responden laki-laki
dan 45.00% responden perempuan yang keberatan bila ada anggota
keluarganya (anak-anaknya) yang merokok. Ini berarti ada 11% responden
laki-laki dan 20% responden perempuan yang seolah-olah tidak konsisten.
Sesungguhnya data tersebut tidak bisa dibaca demikian, karena yang
satu (tabel larangan merokok) menyangkut regulasi Negara, sehingga
permasalahannya menyangkut pertanyaan apakah Negara layak untuk
mengatur (yang dalam hal ini melarang) warganya untuk merokok? Apakah
larangan demikian tidak melanggar hak perokok dan hak ekonomi petani
tembakau dan buruh pabrik rokok? Sementara tabel larangan merokok dari
keluarga menyangkut ranah privat, ranah keluarga. Untuk semakin jelasnya,
hal ini dapat kita lihat juga dari data tabel pembatasan merokok ditempat
tempat tertentu, dimana 61,76% responden laki-laki dan 60% responden
perempuan menyetujui adanya larangan merokok ditempat-tempat tertentu.
Hal ini menunjukkan adanya penghormatan hak, baik hak perokok untuk
menghisap rokok, hak ekonomi petani tembakau dan buruh pabrik rokok,
sekaligus penghormatan atas hak non-perokok yang tidak ingin terpapar asap
rokok.
72
Seharusnya, jika ada 40,95% yang keberatan jika ada anggota keluarganya
yang merokok, sekian persen pula yang setuju dengan larangan merokok
oleh pemerintah. Tetapi yang terjadi tidak demikian. Dalam tabel di atas.
prosentase responden yang keberatan bila ada anggota keluarganya yang
merokok sebesar 40,95% sementara dari data tabel larangan merokok
mereka yang setuju dengan larangan merokok oleh pemerintah sebesar
28,57%. Sementara jika responden dikategorikan bardasarkan jenis kelamin
(pada tabel Larangan Merokok) akan diperoleh angka 29,41% responden
laki-laki dan 25% responden perempuan yang setuju dengan larangan
merokok dari pemerintah, tetapi ada sebesar 40% responden laki-laki dan
45% responden perempuan yang keberatan jika ada anggota keluarganya
yang merokok. Dari perbandingan data ini seolah-olah ada 12% responden
yang keberatan jika ada anggota keluarganya yang merokok, tetapi juga
keberatan jika ada larangan merokok dari pemerintah. Jika data tabel
larangan merokok oleh keluarga kita bandingkan dengan data larangan
merokok. berdasarkan perbedaan jenis kelamin, hasilnya tidak akan banyak
berbeda, yaitu ada 29.41% laki-laki dan 25.00% responden perempuan
yang setuju dengan larangan merokok, tetapi ada 42.35% responden laki-laki
dan 45.00% responden perempuan yang keberatan bila ada anggota
keluarganya (anak-anaknya) yang merokok. Ini berarti ada 11% responden
laki-laki dan 20% responden perempuan yang seolah-olah tidak konsisten.
Sesungguhnya data tersebut tidak bisa dibaca demikian, karena yang
satu (tabel larangan merokok) menyangkut regulasi Negara, sehingga
permasalahannya menyangkut pertanyaan apakah Negara layak untuk
mengatur (yang dalam hal ini melarang) warganya untuk merokok? Apakah
larangan demikian tidak melanggar hak perokok dan hak ekonomi petani
tembakau dan buruh pabrik rokok? Sementara tabel larangan merokok dari
keluarga menyangkut ranah privat, ranah keluarga. Untuk semakin jelasnya,
hal ini dapat kita lihat juga dari data tabel pembatasan merokok ditempat
tempat tertentu, dimana 61,76% responden laki-laki dan 60% responden
perempuan menyetujui adanya larangan merokok ditempat-tempat tertentu.
Hal ini menunjukkan adanya penghormatan hak, baik hak perokok untuk
menghisap rokok, hak ekonomi petani tembakau dan buruh pabrik rokok,
sekaligus penghormatan atas hak non-perokok yang tidak ingin terpapar asap
rokok.
72

