Page 44 - Perempuan Berbicara Kretek
P. 44
EMPUAN BERBICARA KRETEK
Dalam perbincangan itu saya teringat salah satu guru SD (sekolah dasar)
saya. Bu Nonce namanya. Kabar terakhir tentangnya sungguh tidak enak
didengar. Orang-orang bilang Bu Nonce stres, baru bercerai dengan suaminya
yang selingkuh. Lantas kini dia jadi asosial dan perokok berat. Ibu saya cerita
pula kalau teman-teman sesama guru malas untuk mendekatinya karena ia kini
perokok berat Djarum Super.
Saat mendapat berita ini saya tidak terlalu ambil pusing dengan kisah
Bu Nonce. Tapi belakangan saya jadi memikirkan Bu Nonce. Sepanjang
ingatan saya ia tampak sebagai sosok perempuan yang punya pendirian. Lantas
hubungannya dengan rokok, semestinya tidak serta-merta membuat teman-
temannya menjauh darinya. Toh, mereka tidak berada dalam sepatu Bu Nonce.
Mereka tidak tahu pikiran dan perasaan-perasaan seperti apa yang berkecamuk
dalam diri Bu Nonce. Maka semestinya tidak ada satu orang pun yang berhak
menghakimi Bu Nonce. Tapi mungkin, Bu Nonce pun sudah tidak ambil pusing
lagi dengan kelakuan suaminya atau teman-teman yang menjauhinya. Mungkin,
Bu Nonce sudah mati rasa terhadap dunia dan di saat-saat seperti itu, bisa
jadi sebungkus Djarum Super menyelamatkan pikirannya tetap jernih bertahan
pada kesadaran bahwa ia bisa bertahan dan tidak kehilangan dirinya sendiri.
Lantas, apa yang membuat kretek menjadi begitu magis? Entah karena
tembakau, cengkeh, atau paduan keduanya, semua orang punya pendapat dan
imajinasinya masing-masing. Tapi kapan-kapan silakan coba memasukkan kata
kunci “the magic of cloves” di mesin pencari, maka akan ada banyak sekali
website yang memaparkan kekuatan magis cengkeh. Selain digunakan untuk
memasak dan pengobatan, beberapa di antaranya mengatakan kalau cengkeh
dapat membawa keberuntungan ke rumah seseorang, menghentikan gosip
yang sedang menerpa, dan mempererat ikatan persahabatan. Yang terakhir
ini mungkin benar, mengingat betapa seringnya terjadi komunikasi antara dua
orang atau lebih setelah salah satunya berkata, “Rokok, Mas?”
Dengan segala yang terkandung di dalamnya rasanya tidak salah jika
kretek menjadi pelengkap ritual personal banyak orang, baik laki-laki maupun
perempuan. Dengan begitu, kretek melampaui batasan gender dan bidang-bidang
pekerjaan—sungguh sesuatu yang universal. Yang muda dan yang tua punya
32
Dalam perbincangan itu saya teringat salah satu guru SD (sekolah dasar)
saya. Bu Nonce namanya. Kabar terakhir tentangnya sungguh tidak enak
didengar. Orang-orang bilang Bu Nonce stres, baru bercerai dengan suaminya
yang selingkuh. Lantas kini dia jadi asosial dan perokok berat. Ibu saya cerita
pula kalau teman-teman sesama guru malas untuk mendekatinya karena ia kini
perokok berat Djarum Super.
Saat mendapat berita ini saya tidak terlalu ambil pusing dengan kisah
Bu Nonce. Tapi belakangan saya jadi memikirkan Bu Nonce. Sepanjang
ingatan saya ia tampak sebagai sosok perempuan yang punya pendirian. Lantas
hubungannya dengan rokok, semestinya tidak serta-merta membuat teman-
temannya menjauh darinya. Toh, mereka tidak berada dalam sepatu Bu Nonce.
Mereka tidak tahu pikiran dan perasaan-perasaan seperti apa yang berkecamuk
dalam diri Bu Nonce. Maka semestinya tidak ada satu orang pun yang berhak
menghakimi Bu Nonce. Tapi mungkin, Bu Nonce pun sudah tidak ambil pusing
lagi dengan kelakuan suaminya atau teman-teman yang menjauhinya. Mungkin,
Bu Nonce sudah mati rasa terhadap dunia dan di saat-saat seperti itu, bisa
jadi sebungkus Djarum Super menyelamatkan pikirannya tetap jernih bertahan
pada kesadaran bahwa ia bisa bertahan dan tidak kehilangan dirinya sendiri.
Lantas, apa yang membuat kretek menjadi begitu magis? Entah karena
tembakau, cengkeh, atau paduan keduanya, semua orang punya pendapat dan
imajinasinya masing-masing. Tapi kapan-kapan silakan coba memasukkan kata
kunci “the magic of cloves” di mesin pencari, maka akan ada banyak sekali
website yang memaparkan kekuatan magis cengkeh. Selain digunakan untuk
memasak dan pengobatan, beberapa di antaranya mengatakan kalau cengkeh
dapat membawa keberuntungan ke rumah seseorang, menghentikan gosip
yang sedang menerpa, dan mempererat ikatan persahabatan. Yang terakhir
ini mungkin benar, mengingat betapa seringnya terjadi komunikasi antara dua
orang atau lebih setelah salah satunya berkata, “Rokok, Mas?”
Dengan segala yang terkandung di dalamnya rasanya tidak salah jika
kretek menjadi pelengkap ritual personal banyak orang, baik laki-laki maupun
perempuan. Dengan begitu, kretek melampaui batasan gender dan bidang-bidang
pekerjaan—sungguh sesuatu yang universal. Yang muda dan yang tua punya
32