Page 94 - Membunuh Indonesia
P. 94
BUNUH INDONESIA KRETEK
Ketangguhan Industri yang Teruji

Perkebunan tembakau tidak lepas dari penetrasi modal asing. Suntik-
an modal yang masuk berhasil memacu produktivitas perkebunan-
perkebunan besar tembakau. Puncaknya adalah pada tahun 1913, di
mana ekspor tembakau Hindia Belanda mencapai jumlah terbesar, yaitu
sebanyak 160 ribu bal.3

Industri kretek di Kudus tumbuh sebagai industri yang unik.
Dalam pemerintahan yang dikendalikan oleh bangsa asing, dan dalam
perekonomian yang didominasi oleh modal asing, industri kretek di
Kudus tumbuh dan berkembang sebagai basis usaha pribumi. Basis
usaha yang—menurut Lance Castles—dapat diharapkan, bersama-
sama dengan “kesadaran” umum masyarakat Indonesia sejak dasawarsa
pertama abad XX, untuk membentuk inti dalam mencapai “Indonesia-
nisasi” ekonomi umum.4

Salah seorang yang berperan penting di masa itu adalah Nitisemito,
pengusaha pribumi yang kelak dikenal sebagai “raja kretek”. Jika
Hadji Djamhari dikenal sebagai penemu kretek, Nitisemito dikenal
sebagai orang yang memajukan industri kretek. Saat produksi kretek
mulai semarak di Kudus, tidak ada yang menggunakan merek. Adalah
Nitisemito yang mula-mula menggunakan dan memperkenalkannya,
mulai dari Kodok Mangan Ulo, Bulatan Tiga, Tiga Bola, hingga akhir-
nya disempurnakan menjadi Bal Tiga di tahun 1906. Pada tahun 1908,
ia mendaftarkan perusahaannya sebagai NV Bal Tiga Nitisemito.

Bal Tiga segera merebut kedudukan di pasaran. Nitisemito menerap-
kan strategi pemasaran yang belum pernah ada di masanya. Yang paling
menonjol adalah kemasan produk. Sementara desain kemasan produk
kretek lain masih sangat sederhana, Nitisemito sudah memakai desain
full-color dengan ornamen berkualitas tinggi yang dicetak di Jepang.

Apa yang berhasil dicapai Kudus kemudian juga menular ke Jawa
Timur. Kali ini bukan hanya permintaan kretek saja, tetapi berdirinya
perusahaan kretek. Tahun 1909, di Blitar berdiri perusahaan kretek.
Menyusul kemudian di Kediri tahun 1911, dan di Surabaya tahun 1914.

3 Ibid. hal. 188.

78 4 Castles, Lance, Tingkah Laku Agama, Politik dan Ekonomi di Jawa: Industri Rokok Kudus, Sinar
Harapan, Jakarta: 1982, hal. 139.
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99