Page 19 - Membunuh Indonesia
P. 19
TEK MEMBUNUH INDONESIA
Becermin pada Komoditas
Nasional Lain
“Penjajah tidak akan punah dan tidak sudi enyah dari muka bumi
Indonesia ini, meskipun pada tanggal 17 Agustus 1945 telah kita
proklamasikan kemerdekaan Indonesia!”
(Soekarno)
Mata Sirajuddin nanar mengenang perjalanan hidupnya. Di tahun 90-an, 3
ia pernah berjaya dengan usaha minyak goreng Mandar1 di kampungnya,
Desa Rea Barat, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar
(Polman), Sulawesi Barat2. Kini pria paro baya itu terdampar menjadi
tukang ojek di Makassar. Padahal di masa kejayaan usahanya, ia dan
keluarganya hidup berkecukupan.
Nilai produksi industri minyak Mandar, yang sentranya tersebar
terutama di Kabupaten Polman dan Majene, pada tahun 1998 men-
capai Rp 4,96 milyar. Pengelolaan industri rumahan ini semakin ber-
kibar setelah berdirinya sejumlah Koperasi Usaha Bersama (KUB)
yang mengoordinir pemasaran3. KUB Melati di Majene, misalnya, yang
memasarkan minyak kelapa dengan merek Mayang Kelapa, berhasil me-
nembus pasar antarpulau, bahkan sampai Jakarta pada masa itu.4
1 Minyak Mandar, atau lomo mandar, begitu orang setempat menyebutnya, diolah dengan
cara tradisional untuk mempertahankan kualitas minyak. Makanan yang diolah dengan min-
yak ini terasa lebih wangi dan gurih. Kekentalan minyaknya pun lebih lama, serta mampu
bertahan di atas setahun masa penyimpanan, sekalipun tanpa bahan pengawet kimia. Aro-
manya justru merebak kembali saat dipakai menggoreng.
2 Kabupaten ini dulunya bernama Polewali Mamasa (Polmas). Namun sejak 2005, tiga kabu-
paten (Majene, Mamuju, dan Polewali-Mamasa) yang sebelumnya merupakan wilayah ad-
ministratif Provinsi Sulawesi Selatan, diputuskan menjadi Provinsi Sulawesi Barat, dengan
ibukota provinsi di kota Mamuju. Selanjutnya, Kabupaten Polewali-Mamasa juga dimekar-
kan menjadi dua kabupaten terpisah (Kabupaten Polewali-Mandar (Polman) dan Kabupaten
Mamasa).
3 Dalam lintasan sejarah, mengikuti perkembangan perdagangan kopra yang sedang laju
pesat di tahun 1830-an, di wilayah Mandar pernah berdiri Bank Rakyat Mandar, yang mem-
berikan kredit kepada para petani dan pedagang kopra hingga 23 ribu gulden. Bank sema-
cam ini juga ada di Makassar, Bontahain, Parepare, Wajo, dan Bone. Penjelasan lebih rinci
lihat Asba (2007).
4 “Minyak Mandar Bisa Digenjot Lebih Gencar”, Bisnis Indonesia edisi 14 Desember 1999, http://
groups.yahoo.com/group/mmaipb/messages/1844?threaded=1&m=e&var=1&tidx=1,
(diakses tanggal 13 Februari 2011)
Becermin pada Komoditas
Nasional Lain
“Penjajah tidak akan punah dan tidak sudi enyah dari muka bumi
Indonesia ini, meskipun pada tanggal 17 Agustus 1945 telah kita
proklamasikan kemerdekaan Indonesia!”
(Soekarno)
Mata Sirajuddin nanar mengenang perjalanan hidupnya. Di tahun 90-an, 3
ia pernah berjaya dengan usaha minyak goreng Mandar1 di kampungnya,
Desa Rea Barat, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar
(Polman), Sulawesi Barat2. Kini pria paro baya itu terdampar menjadi
tukang ojek di Makassar. Padahal di masa kejayaan usahanya, ia dan
keluarganya hidup berkecukupan.
Nilai produksi industri minyak Mandar, yang sentranya tersebar
terutama di Kabupaten Polman dan Majene, pada tahun 1998 men-
capai Rp 4,96 milyar. Pengelolaan industri rumahan ini semakin ber-
kibar setelah berdirinya sejumlah Koperasi Usaha Bersama (KUB)
yang mengoordinir pemasaran3. KUB Melati di Majene, misalnya, yang
memasarkan minyak kelapa dengan merek Mayang Kelapa, berhasil me-
nembus pasar antarpulau, bahkan sampai Jakarta pada masa itu.4
1 Minyak Mandar, atau lomo mandar, begitu orang setempat menyebutnya, diolah dengan
cara tradisional untuk mempertahankan kualitas minyak. Makanan yang diolah dengan min-
yak ini terasa lebih wangi dan gurih. Kekentalan minyaknya pun lebih lama, serta mampu
bertahan di atas setahun masa penyimpanan, sekalipun tanpa bahan pengawet kimia. Aro-
manya justru merebak kembali saat dipakai menggoreng.
2 Kabupaten ini dulunya bernama Polewali Mamasa (Polmas). Namun sejak 2005, tiga kabu-
paten (Majene, Mamuju, dan Polewali-Mamasa) yang sebelumnya merupakan wilayah ad-
ministratif Provinsi Sulawesi Selatan, diputuskan menjadi Provinsi Sulawesi Barat, dengan
ibukota provinsi di kota Mamuju. Selanjutnya, Kabupaten Polewali-Mamasa juga dimekar-
kan menjadi dua kabupaten terpisah (Kabupaten Polewali-Mandar (Polman) dan Kabupaten
Mamasa).
3 Dalam lintasan sejarah, mengikuti perkembangan perdagangan kopra yang sedang laju
pesat di tahun 1830-an, di wilayah Mandar pernah berdiri Bank Rakyat Mandar, yang mem-
berikan kredit kepada para petani dan pedagang kopra hingga 23 ribu gulden. Bank sema-
cam ini juga ada di Makassar, Bontahain, Parepare, Wajo, dan Bone. Penjelasan lebih rinci
lihat Asba (2007).
4 “Minyak Mandar Bisa Digenjot Lebih Gencar”, Bisnis Indonesia edisi 14 Desember 1999, http://
groups.yahoo.com/group/mmaipb/messages/1844?threaded=1&m=e&var=1&tidx=1,
(diakses tanggal 13 Februari 2011)

