Page 190 - Dampak Pengendalian Tembakau
P. 190
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob
Tabel 4.13 | Jumlah Lahan, Produksi dan Petani di
Nusa Tenggara Barat 2010
No Kabupaten/Kota Luas Jumlah Jumlah
Lahan Produksi Petani
1 Kab. B i m a 46 36 123
2 Kab. Dompu 77 65 235
3 Kab. Lombok Barat 162 204 177
4 Kab. Lombok Tengah 11.311 11.833 13.178
5 Kab. Lombok Timur 22.887 26.477 20.211
6 Kab. Lombok Utara 199 265 327
7 Kab. Sumbawa 7 9 78
8 Kab. Sumbawa Barat 11 6 63
34.393
Total
Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan
4.2.3. Sebaran pekerja rokok
Bagaimana dengan perkembangan jumlah pekerja dalam industri rokok dalam periode 1996-
2002? Korelasi antara kebangkitan sub-sektor perkebunan tembakau dengan industri rokok,
ternyata menunjukkan kaitannya secara positif sesudah berlalunya krisis moneter. Karena,
penyerapan industri rokok terhadap tenaga kerja cenderung mengalami peningkatan dalam
periode ini. Bila pada tahun 1996 terdapat sebanyak 223.307 pekerja, maka enam tahun
kemudian telah mengalami peningkatan menjadi 265.378 pekerja pada 2002.94 Kenaikan ini juga
diiringi dengan peningkatan jumlah produksi rokok dan berikutnya adalah peningkatan setoran
cukai buat pendapatan negara.
Grafik 4.5 | Jumlah Pekerja Industri Rokok 1996-2002
270 265.378
260 258.747
250 244.522 245.626
238.848
240
230 223.307 226.343
220
210
200 2002
1996 1997 1998 1999 2000 2001
Sumber: Dikutip dan diolah dari Widyastuti Soerojo
(http://www.ifppd.org/detail/newsforum.php?id=7)
Kecenderungan itu dapat dikemukakan bahwa sepanjang 1999-2002, jumlah pekerja yang
terserap mengalami peningkatan yang cukup berarti. Rata-rata pertumbuhan jumlah pekerja
94 Ibid.
169
Tabel 4.13 | Jumlah Lahan, Produksi dan Petani di
Nusa Tenggara Barat 2010
No Kabupaten/Kota Luas Jumlah Jumlah
Lahan Produksi Petani
1 Kab. B i m a 46 36 123
2 Kab. Dompu 77 65 235
3 Kab. Lombok Barat 162 204 177
4 Kab. Lombok Tengah 11.311 11.833 13.178
5 Kab. Lombok Timur 22.887 26.477 20.211
6 Kab. Lombok Utara 199 265 327
7 Kab. Sumbawa 7 9 78
8 Kab. Sumbawa Barat 11 6 63
34.393
Total
Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan
4.2.3. Sebaran pekerja rokok
Bagaimana dengan perkembangan jumlah pekerja dalam industri rokok dalam periode 1996-
2002? Korelasi antara kebangkitan sub-sektor perkebunan tembakau dengan industri rokok,
ternyata menunjukkan kaitannya secara positif sesudah berlalunya krisis moneter. Karena,
penyerapan industri rokok terhadap tenaga kerja cenderung mengalami peningkatan dalam
periode ini. Bila pada tahun 1996 terdapat sebanyak 223.307 pekerja, maka enam tahun
kemudian telah mengalami peningkatan menjadi 265.378 pekerja pada 2002.94 Kenaikan ini juga
diiringi dengan peningkatan jumlah produksi rokok dan berikutnya adalah peningkatan setoran
cukai buat pendapatan negara.
Grafik 4.5 | Jumlah Pekerja Industri Rokok 1996-2002
270 265.378
260 258.747
250 244.522 245.626
238.848
240
230 223.307 226.343
220
210
200 2002
1996 1997 1998 1999 2000 2001
Sumber: Dikutip dan diolah dari Widyastuti Soerojo
(http://www.ifppd.org/detail/newsforum.php?id=7)
Kecenderungan itu dapat dikemukakan bahwa sepanjang 1999-2002, jumlah pekerja yang
terserap mengalami peningkatan yang cukup berarti. Rata-rata pertumbuhan jumlah pekerja
94 Ibid.
169