Page 200 - Dampak Pengendalian Tembakau
P. 200
Dampak Pengendalian Tembakau terhadap Hak-hak Ekosob

Tabel 4.18 | Sistem Pengupahan dan Uraian Kerja PT Djarum

No Golongan Jumlah Upah Uraian Kerja

Buruh pengepakan - Mengepak rokok yang sudah dibungkus
Buruh bathil Rp. 22.000/hari Membantu petugas penggiling seperti memberi lem

2 Buruh Harian pada kertas sigaret, merapikan gilingan rokok,
Buruh sortir menghitung rokok, dan menyerahkannya pada
pensortir
Buruh rajang cengkeh 9.545
Pekerja adminsitasi Rp. 750.000/bulan Menerima bagian batil untuk menyortir dan
3 Buruh Bulanan mengendalikan mutu
Pekerja administrasi
Rp. 750.000/bulan Melakukan pengawasan terhadap buruh yang bekerja
Pekerja manajerial 2.362

- Mencatat dan mendokumentasikan seluruh aktivitas
kerja perusahaan

- Mengelola dan mengoperasikan jalannya perusahaan

Sumber: Laporan PKL, Januari 2010 (http://www.scribd.com/doc/25345028/Laporan-Pkl-Pt-Djarum)

Masih di Kudus, sebuah pabrik rokok kretek Kembang Arum, mengupah buruh linting sebesar
Rp 10.000 per 1.000 linting rokok pada 2012. Setiap hari buruh kretek ini dapat menghasilkan
sebanyak 3.000 linting SKT, sehingga menuai upah Rp 30.000 per hari.112 Cara mengupah buruh
dengan target jumlah batang rokok yang dihasilkan sudah diterapkan sejak lama di Kudus. Pada
2003, SP RTMM mengungkapkan, upah minimum buruh borongan adalah menghasilkan 2.000
batang rokok per hari. Untuk produksi 1.000 batang, upah buruh yang memproduksi rokok SKT
ukuran pendek senilai Rp 5.600 dan ukuran panjang Rp 5.700. Saat itu, upah buruh harian masih
sebesar Rp 13.500 per hari.113

Sedangkan perusahaan rokok terbesar PT Philips Morris Indonesia – grup usaha yang
mengeluarkan rokok Sampoerna – dalam memproduksi SKT menggunakan cara Mitra Produksi
Sampoerna (MPS) sebagai penerapan strategi afiliasi dengan menyerahkan produksi rokoknya
kepada pihak ketiga (third party operation). Strategi produksi ini dilakukan dengan kontrak dan
menggunakan tenaga outsourcing, selain sebagai bentuk inovasi dan promosi guna memperluas
dan meningkatkan produksi dengan metode berbiaya lebih murah. Strategi kerjasama ini disebut
Mitra Produksi Sigaret (MPS), dengan penyerapan tenaga kerja yang cukup besar, sekitar 1.000-
1.600 buruh yang didominasi perempuan. Sampoerna memproduksi rokok kretek dengan
mempergunakan 38 MPS yang tersebar di luar pulau Jawa yang secara keseluruhan memiliki
lebih dari 60.000 pekerja.114

Perusahaan-perusahaan rokok kretek tidak hanya memberikan hak pekerja selain upah, yakni
tunjangan. Salah satu tunjangan yang paling ditunggu buruh dalam setahun kerja adalah THR.
Perusahaan rokok PT Djarum yang tersebar di beberapa kabupaten – Kudus, Jepara, Pati, dan
Rembang – sebanyak 67.046 orang buruhnya menerima THR berdasarkan kesepakatan antara

112 Lihat “Sejumlah Buruh Sedang Selesaikan Pembuatan Rokok Kretek,” bisnis-jateng.com, Rabu, 21 Maret 2012.
113 Lihat “Upah Minimal Buruh Rokok Senilai 2.000 Batang,” Suara Merdeka, Kamis, 24 Juli 2003.
114 Lihat “Buruh Pabrik Rokok Sampoerna Outsorcing,” sumbawanews.com, Jumat, 23 November 2012 - 08:31.

179
   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205